Monday, October 26, 2020

INTERAKSI SOSIAL TOKOH PADA KUMPULAN CERPEN “KETIKA MAS GAGAH PERGI” KARYA HELVY TIANA ROSA

1:59 AM

 


INTERAKSI SOSIAL TOKOH PADA KUMPULAN CERPEN “KETIKA MAS GAGAH PERGI” KARYA HELVY TIANA ROSA





Lila Anggraini



Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia



Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan



Universitas Muhammadiyah Malang



lilasinsegi@yahoo.com





Abstrak : Pada penelitian ini, penulis menjelaskan tentang bagaimana faktor dan bentuk interaksi sosial tokoh pada tokoh lain. Tokoh sangat baik dalam berinteraksi sosial kepada sesama muslim dan saling bantu-membantu terhadap saudara seiman tanpa memandang apapun dari ras, suku, maupun budaya. Banyaknya pesan moral yang tersirat pada interaksi sosial tokoh membuat pembaca dapat mengambil sisi positif dari salah satu tokoh bernama Gagah, dan sedikit demi sedikit mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pembaca lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan menjadi pribadi yang muslim yang mempunyai rasa persaudaraan yang tinggi terhadap sesama muslim. Disandingkan dengan kondisi kekinian saat ini, interaksi sosial baik itu sesama muslim ataupun bukan sesama muslim, kritik  sastra dalam kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa memiliki hubungan yang erat, sehingga menarik untuk dikaji. Oleh karena itu, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan memilih pendekatan kritik pragmatik. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa. Hasil penelitian menunjukan tentang beberapa hal, (1) interaksi sosial pada pada bentuk kerja sama tokoh pada kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa berwujud  kerja sama, tolong-menolong, (2) interaksi sosial pada bentuk asimilasi tokoh pada kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa berwujud penyesuaian terhadap aturan, nilai-nilai, norma, serta budaya, (3) interaksi sosial pada bentuk pertikaian tokoh pada kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa berwujud perlawanan, penolakan, bahkan kekerasan, (4) interaksi sosial pada faktor empati tokoh pada kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa berwujud tolong-menolong, saling membantu baik materi ataupun moril, (5) interaksi sosial pada faktor motivasi tokoh pada kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa berwujud dorongan semangat, mengarahkan tokoh dalam berperilaku, (6) interaksi sosial pada faktor sugesti tokoh pada kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa berwujud nasehat, arahan, dan sikap dapat menerima pendapat/ide orang lain,



Kata kunci : interaksi sosial, empati, motivasi, sugesti, kritik pragmatik





PENDAHULUAN



Latar Belakang



Karya sastra merupakan wujud hasil kreasi dari sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. (Al-Ma’ruf, 2009: 1). Perkembangan  novel amat melesat. Lahir beberapa penulis dengan berbagai ciri khas penulis. Salah satunya adalah  novel Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa yang bergenre religi. Novel Ketika Mas Gagah Pergi adalah novel islami yang berisi tentang pesan-pesan islam kehidupan. Utamanya  nilai sosial dilihat dari proses interaksi sosial terhadap sesama muslim.



Interaksi sosial merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia. Dalam suatu karya sastra, interaksi sosial tokoh dapat digambarkan melalui kata-kata yang ditulis oleh pengarang. Pada karya sastra jelas sekali teori sosiologi ini selalu ada. Tokoh akan berinterkasi dengan tokoh lain. Pengarang dengan bahasa yang khas dan penuh estetika membangun gambaran interaksi sosial yang dilakukan oleh tokoh di dalam karyanya, sehingga bayangan pembaca akan lebih jelas dan nyata.  Di antara banyaknya karya sastra, kumpulan cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa menjadi penggugah jiwa yang menggambarkan interaksi sosial tokoh terhadap tokoh lain dalam bentuk berbeda. Yakni interaksi sosial dalam koridor islami yang kental. Tidak hanya interaksi sosial dengan masyarakat, tapi interaksi secara spiritual menjadi pendorong tokoh untuk tidak hanya hablumminannas namun juga habluminallah atau tidak hanya membina hubungan dengan Allah Ta’ala, tetapi juga hubungan dengan masyarakat yang seimbang. Pesan moral dalam kumpulan cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa seolah mampu menyadarkan generasi muda bagaimana seharusnya seorang muslim dalam berinteraksi sosial secara islami, membina hubungan sesama muslim, dan pergaulan anak muda yang islami yang dapat dicontoh sebagai generasi muda. Dengan demikian, melalui interaksi sosial yang terdapat pada kumpulan cerpen tersebut, pembaca diharapkan dapat memetik pelajaran tentang bagaimana sebaiknya kita melakukan interaksi sosial  dengan orang lain, utamanya terhadap sesama muslim.



Hal ini bisa langsung ditangkap melalui pendekatan kritik pragmatik. Kritik pragmatik menekankan pada efek yang diterima pembaca setelah membaca keseluruhan karya sastra. Efek tersebut dapat berupa pesan moral, pendidikan, amanat dan hal-hal lain yang bisa diambil dari karya sastra itu sendiri. Dengan menggunakan kritik pragmatik, pesan ataupun efek-efek dari kumpulan cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi”  Karya Helvy Tiana Rosa” akan tersampaikan kepada pembaca. Hal ini dikarenakan memang pada intinya nilai-nilai ataupun pedoman-pedoman hidup terdapat pada cerpen tersebut. Terlebih, ketika pesan tersebut diungkapkan melalui bentuk-bentuk interaksi sosial antar tokoh yang berupa kerja sama, asimilasi, dan konflik. Tidak hanya sebatas itu, pesan moral juga diungkapkan melalui melalui faktor-faktor interaksi sosial antar tokoh yang berupa empati, motivasi, dan sugesti. Kenyataan dalam dunia fiksi tersebut tentunya ada hubungan erat dengan kehidupan sekarang, antara interaksi dulu dengan sekarang, sebab cerpen ini merupakan cerpen tahun 2001. Hal ini menjadi acuan perbandingan dalam kritik pragmatik yang akan dikaji, sehingga pembaca mengetahui tentang perbandingan-perbandingan dan hubungannya dengan era sekarang.





METODE



Metode yang digunakan ialah metode kualitatif dengan fokus menggunakan pendekatan kritik pragmatik. Kritik pragmatik ialah kritik sastra dengan menekankan efek-efek kepada pembaca, berupa pendidikan, pesan, amanat, dan lainnya. Langkah-langkah dalam metode kritik yang pertama ialah menetapkan teori, yakni menetapkan teori sosiologi, teori psikologi sosial, dan teori kritik sastra pragmatik. Langkah kedua, yaitu mencari objek kritik, dan objek kritik yang dicari ialah interaksi sosial tokoh. Langkah ketiga, yakni menelaah struktur objek kritik yang berupa bentuk kerja sama, bentuk asimilasi, dan bentuk konflik. Langkah keempat ialah dengan menganalisis objek kritik dengan melakukan analisis serta kritik melalui pengutipan dan bukti-bukti yang terdapat dalam kumpulan cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa.



Sumber data penelitian adalah kumpulan cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi”  Karya Helvy Tiana Rosa Sumber data diperoleh dari kumpulan cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa yang diterbitkan oleh AsmaNadia Publishing House, tahun 2011 dengan tebal 243 halaman. Desain sampul berwarna ungu dengan kuning muda dengan siluaet laki-laki berdiri tegap, dan siluet wajah dengan hidung mancung.



Data yang disajikan berupa uraian dan kutipan dialog yang menunjukan bukti interaksi sosial tokoh dalam bentuk kerja sama, asimilasi, dan konflik. Teknik pengolahan data dengan membuat korpus data yang sesuai. Analisis data dilakukan dengan memberikan interprestasi pada data yang terkumpul, sehinga dapat membandingkan dan menyimpulkan tentang bentuk-bentuk interaksi sosial antara dunia fiksi dan kondisi kekinian.





HASIL DAN PEMBAHASAN



Interaksi Sosial



Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis artinya berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok engan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.  Maryati dalam Soekanto (2009) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respon antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.





Syarat Terjadinya Interaksi Sosial



Syarat terjadinya interaksi sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu: (a) adanya orang perorangan, (b) ada orang perorangan dengan suatu kelompok, (c) antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial atau komunikasi . Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial, sedangkan komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan.



Soekanto (2009) juga menyebutkan bahwa bentuk-bentuk proses interaksi sosial terdiri dari kerja sama (cooperation), persaingan (competition), akomodasi (accomodation), asimilasi, dan pertentangan atau pertikaian (conflict).





Bentuk Interaksi Sosial dalam Kumpulan Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi Karya Helvy Tiana Rosa





Bentuk Interaksi Sosial Kerja sama dalam Kumpulan Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi Karya Helvy Tiana Rosa



Kerja sama merupakan bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami aktivitas masing-masing (Rachmawati dkk, 2011: 24). Dampak dari bentuk interaksi kerja sama ialah orang lebih peka dan peduli terhadap orang lain. Wujud dari kerja sama dalam interaksi sosial berupa, gotong rotong, usaha bersama (Sentosa, 2015: 498). Tolong menolong juga merupakan wujud dari kerja sama.



Kerja sama dalam kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa berwujud tolong menolong dan usaha bersama. Seperti tampak pada kutipan berikut.







“Tak lama aku dan anak-anak FORMASI sudah menuju daerah Tanah Tinggi untuk memberikan bantuan bagi korban kebakaran di sana.



Setelah sampai, kami semua dengan mengenakan jaket kuning segera mengeluarkan barang bantuan dan disambut oleh beberapa pemuka warga dengan haru. Tangisku hampir pecah melihat bayi dan balita tidur beralaskan tikar di atas reruntuhan rumah mereka yang terbakar.” (KMGP, 2011:46).









Pada kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa bentuk interaksi sosial yang dilakukan tokoh ialah dengan bekerja sama dalam menolong bencana kebakaran. Tindakan tokoh perlu diapresiasi, tokoh mempunyai solidaritas tinggi dalam kerja sama yang nantinya dapat membangun pribadi tokoh menjadi generasi yang peduli terhadap sesama. Namun, dalam menjalankan kegiatan tersebut tentu saja tokoh perlu antisipasi dan perlindungan diri sendiri. Kerja sama dalam melindungi diri sendiri dan kelompok tentu sangat penting pula.







“Tetapi dilain pihak, banyak pula para Ibu dan bapak-bapak di pemukiman itu yang bersimpati dan sangat hormat kepadaku. Terkadang melalui anak mereka yang kuajar, terkadang mereka sendiri datang padaku. Ada yang memberiku singkong atau dodol sambil berulang kali mengucapkan terima kasih karena aku sudi mengajar anak-anak mereka. Aku sangat terenyuh.



Tak lama, aku berhasil mengajak Aam, teman di Kemayoran untuk membantuku. Dia juga terharu melihat anak-anak itu, anak-anak juga senang sekali padanya. Apalagi Aam pintar bercerita dan sering membawa kue yang dibikinnya sendiri.” (KMGP, 2011:88)







Kutipan di atas juga menunjukan adanya kerja sama yang terjalin antara tokoh dengan tokoh lain. Saling memberi dan saling usaha bersama. Namun agaknya, orang tua tak cukup hanya bersimpati saja kepada tokoh, harusnya mereka lebih simpati lagi terhadap masa depan anak-anak mereka, pendidikan mereka agar kehidupan mereka lebih baik lagi. Mengapa demikian?Sebab kerja sama seperti di kutipan di atas tak bisa berlangsung sepanjang waktu, ada berbagai kondisi dan situasi yang mungkin terjadi sehingga kerja sama bisa jadi berakhir.





Bentuk Interaksi Sosial Asimilasi dalam Kumpulan Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi Karya Helvy Tiana Rosa



Asimilasi merupakan  bentuk interaksi sosial yang berupa proses pencampuran dua atau lebih budaya yang berbeda sebagai akibat dari proses sosial, kemudian menghasilkan budaya sendiri yang berbeda dengan budaya asalnya (Sentosa, 2015:499). Dampak dari asimilasi tentu saja, munculnya budaya baru yang sebelumnya tidak ada. Wujud dari asimilasi berupa penyesuain diri terhadap tempat yang baru ia tinggali, seperti penyesuaian terhadap aturan, nilai-nilai, norma, serta budaya.



Asimilasi pada kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi Karya Helvy Tiana Rosa nampak sebagai berikut.







Dua hari di sini kayak dua ratus tahun, Ry! Aku masih terasa asing. Kebayang nggak sih orang yang shalatnya masih bolong-bolong terus diceburi ke pesantren.



Seperti hari ini. Pagi aku udah digebrak-gebrak suruh bangun. Aku nggak pikirin, molor aja terus. Aku di sini pakai duit kok! Eh, Ry...bolehnya aku dicipratin air sama santriwati lain sambil mereka senyum-senyum. Ini nih akibat tidur di bangsal! Ya, ruangan los yang luas ini dipenuhi lima belas tempat tidur tingkat yang ditiiduri tiga puluh anak! Malah di atasku santriwati gembrot lagi! Boro-boro prifasi, nggak ketiban aja sukurrr!



Shalat shubuh kudu jamaah. Dingiiin, gemeteran! Tuan putri kan biasa bangun jam sembilan.” (KMGP, 2011:98).





Kutipan di atas terdapat interaksi sosial asimilasi yang jelas dialami tokoh, sehingga tokoh harus menyesuaikan kondisi dan lingkungan yang sebelumnya belum pernah ia temui. Dalam berinteraksi sosial tentu saja terdapat proses penyesuaian. Perlu diketahui, kebiasaan dan budaya satu orang dengan orang yang lain tidaklah sama, jadi tidak serta-merta dapat berlaku seperti yang biasa dilakukan tokoh. Terlebih jika itu dilingkungan seperti pesantren, agaknya tidak boleh egois, harus peka, dan peduli dengan orang lain pula. Terlihat masih ada rasa ego tokoh yang tinggi, sehingga menjadikan orang lain berinteraksi sosial guna membenarkan apa yang salah pada tokoh.



Nampak juga kutipan di bawah ini. Asimilasi yakni percampuran budaya bergaul islami dengan budaya yang biasa ada di Indonesia.







Dan yang paling gawat, Mas Gagah emoh salaman sama perempuan! Kupikir apa sih maunya Mas Gagah?



“Sok keren banget sih, Mas? Masak nggak mau salaman sama Tresye?   Dia tuh cewek paling beken di Sanggar Gita tahu?” tegurku suatu hari. “Jangan gitu dong. Sama aja nggak menghargai orang!”



“Justru karena Mas menghargai dia makanya Mas begitu,” dalihnya, lagi-lagi dengan nada amat sabar. “Gita lihat kan orang Sunda salaman? Santun meski nggak sentuhan. Itu sangat baik!” (KMGP, 2011:7).







Tokoh Gagah terlihat kukuh dengan apa yang diyakininya, namun budaya tersebut belum bisa dimaklumi oleh adiknya, Gita. Hal ini karena tokoh Gagah belum secara rinci tentang budaya islami yang dilakukannya, serta Gita yang pemahamannya tentang islam masih belum sempurna. Budaya yang sangat bagus tersebut memang harus melalui proses dan lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan.





Bentuk Interaksi Sosial Pertikaian dalam Kumpulan Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi Karya Helvy Tiana Rosa



Rachmawati (2011) menjelaskan bahwa pertikaian atau pertentangan merupakan interaksi sosial, namun berbentuk bentuk persaingan yang berkembang secara negatif, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya. Dampaknya dari pertikaian tentu saja permusuhan. Wujud interaksi pertikaian berupa perlawanan, penolakan, bahkan kekerasan.







“Sore tadi aku jambak-jambakan sama dia di area kamar mandi. habis si Imay mandinya lama banget. Sejam! Padahal jatah masing-masing biasanya sepuluh menit. Dia nangis, Ry. Aku dipanggil ke ruang Ustadzah Sholihat. Sebelumnya siangnya Imay ngelempar nampan buat makan ke muka Cahya yang piket di dapur hari itu.”(KMGP, 2011:100)







Kutipan di atas merupakan bentuk interaksi sosial yang negatif. Interaksi yang menimbulkan konflik dan tentunya permusuhan. Seharusnya hal ini tak boleh terjadi, karena terjadi di lingkup pesantren. Masalah tentu dapat diselesaikan dengan kepala dingin dan tenang agar tidak memicu emosi masing-masing tokoh.







Lelaki dengan kemeja kotak-kotak hijau itu beristighfar.



“Nie die, Coy! Gue temuiin! Nie die!”



“Hajarrr! Tusuk!”



Para pelajar itu maju dan...aku serasa tak berpijak di bumi...mereka



membacoknya! Seluruh penumpang histeris (KMGP, 2011:53).







Kutipan di atas merupakan pertikaian yang sudah sangat parah hingga melakukan penusukan yang membahayakan nyawa orang lain dengan maksud menyingkirkan orang lain. Tindakan seperti ini sudah di luar kendali, kelakuan buruk yang dilakukan pelajar yang tak sepatutnya ditiru. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kepribadian mereka ketika dewasa, sehingga mereka menjadi pribadi yang kriminal, dan tidak jelas masa depannya.





Faktor-Faktor Interaksi Sosial dalam Kumpulan Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi Karya Helvy Tiana Rosa





Interaksi Sosial pada Faktor Empati Tokoh pada Kumpulan Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi Karya Helvy Tiana Rosa





Menurut Baron, Byrne, dan Branscome menyatkan bahwa empati ialah respons afektif dan kognitif yang kompleks terhadap penderitaan emosional orang lain. Komponen afektif identik dengan perasaan menderita yang juga kita rasakan ketika orang lain menderita dan ikut merasakn simpati dan peduli pada orang bersangkutan, dengan demikian kita merasa ingin mencob meringankan penderitaannya. Komponen kognitif lebih mengacu pada kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain (Clayton dan Jenny, 2012: 130).



Empati juga dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contohnya: jika kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka (Slamet,  2010: 170).



Pada cerpen terdapat kutipan yang menunjukkan bahwa ada tindakan karena faktor empati oleh tokoh, seperti tampak pada kutipan berikut.



Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 comments:

Post a Comment

 

© 2013 RUANG ILMU. Designed by Blogger Templates

Back To Top