Thursday, June 16, 2022
SEFRUIT PENGALAMAN
5:17 AM
Dulu banget emang suka galau ya kita. Saya pikir kita akan galau tepat di usia 23-25 tahun. Kita secara psikologis dipacu untuk terus beroverthingking, a quarter life crisis. Masalahnya bermacam-macam. Dimulai dari karir, hubungan antar lawan jenis, bahkan hubungan dengan orang tua. So way, inilah dewasa kita sesungguhnya. Hidup kadang memberatkan, hidup kadang serasa random dan berantakan. Seberantakan apapun itu, kita tetap mampu berjalan bukan? Sampai sini, bukankah yang telah kamu lalui sungguh luar biasa? Kamu bisa loh lewatinnya dengan baik. Ayo bilang terima kasih dulu pada dirimu.
Meskipun di usia 27 tahunan tidak menjamin tidak akan galau, saya tetap percaya dengan sebuah proses. Bahwa selamanya kita tidak akan stuck kok, kita pasti berjalan berkembang dan keluar dari zona mengerikan itu. Saya salah satunya adalah orang yang akan menghadapi tantangan baru. Saya memutuskan untuk memiliki partner dalam hidup yang menemani saya dalam keadaan apapun. Keputusan yang besar bukan? Hidup dengan sendiri sudah baik sih, tapi menurut saya lengkap saja dan saya berharap jauh lebih baik ketika bersamanya. eya eya eya. Saya hanya menyiapkan bekal parenting, bekal pengalaman, dan bekal memahami orang di kehidupan sebelumnya, saya berharap semuanya berhasil. yey!
Tidaklah mudah mengajak berkomitmen, namun saya begitu yakin bahwa dia laki-laki yang baik. Semoga baik seterusnya ya. Saya sudah cukup makan asam garam percintaan mulai dari secuil konflik hingga sebongkah konflik. Intinya kalo ngga ngeh di awal semua terbukti kok. Kalo merasa cocok satu sama lain biasanya bisa lanjut. Ah sudahlah nanti akan membahas masa lalu. Lalu apa yang membuat saya ingin menikah, jawabannya selain ibadah, saya butuh dibimbing ke arah yg lebih baik. Gitu ga sih, klise ga sih. Tapi yaudaaahh. Saya rasa alasan itu sulit dijelaskan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment